myspace codes
Click here for Myspace glitter graphics and Myspace layouts
-->

Thursday, February 25, 2010

Saudaraku...

Ulama, da’i, serta para penyeru Islam yang mempersembahkan nyawanya di Jalan Allah, atas dasar ikhlas kepadaNya, sentiasa ditempatkan Allah sangat tinggi dan mulia di hati segenap manusia.

Di antara da’i dan penyeru Islam itu adalah Syuhada (insyaAllah) Sayyid Qutb. Bahkan peristiwa eksekusi matinya yang dilakukan dengan cara digantung, memberikan kesan mendalam dan menggetarkan bagi siapa saja yang mengenal beliau atau menyaksikan sikapnya yang teguh. Di antara mereka yang begitu tergetar dengan susuk mulia ini adalah dua orang polis yang menyaksikan eksekusi matinya (di tahun 1966).

Salah seorang polis itu mengetengahkan kisahnya kepada kita:

Ada banyak peristiwa yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, lalu peristiwa itu menghentam kami dan merubah total kehidupan kami.

Di penjara militer pada saat itu, setiap malam kami menerima orang atau sekelompok orang, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda. Setiap orang-orang itu tiba, atasan kami menyampaikan bahawa orang-orang itu adalah para pengkhianat negara yang telah bekerja sama dengan agen Zionis Yahudi. Karena itu, dengan cara apapun kami harus bias mengorek rahsia dari mereka. Kami harus dapat membuat mereka membuka mulut dengan cara apapun, meski itu harus dengan menimpakan siksaan keji pada mereka tanpa pandang bulu.

Jika tubuh mereka penuh dengan berbagai luka akibat pukulan dan cambukan, itu sesuatu pemandangan harian yang biasa. Kami melaksanakan tugas itu dengan satu keyakinan kuat bahwa kami tengah melaksanakan tugas mulia: menyelamatkan negara dan melindungi masyarakat dari para “pengkhianat keji” yang telah bekerja sama dengan Yahudi hina.

Begitulah, hingga kami menyaksikan berbagai peristiwa yang tidak dapat kami mengerti. Kami mempersaksikan para ‘pengkhianat’ ini sentiasa menjaga shalat mereka, bahkan sentiasa berusaha menjaga dengan teguh qiyamullail setiap malam, dalam keadaan apapun. Ketika ayunan pukulan dan cabikan cambuk memecahkan daging mereka, mereka tidak berhenti untuk mengingat Allah. Lisan mereka sentiasa berdzikir walau tengah menghadapi siksaan yang berat.

Beberapa di antara mereka berpulang menghadap Allah sementar ayunan cambuk tengah mendera tubuh mereka, atau ketika sekawanan anjing lapar merobek daging punggung mereka. Tetapi dalam kondisi mencekam itu, mereka menghadapi maut dengan senyum di bibir, dan lisan yang selalu basah mengingat nama Allah.

Perlahan, kami mulai ragu, apakah benar orang-orang ini adalah sekawanan ‘penjahat keji’ dan ‘pengkhianat’? Bagaimana mungkin orang-orang yang teguh dalam menjalankan perintah agamanya adalah orang yang berkolaborasi dengan musuh Allah?

Maka kami, aku dan temanku yang sama-sama bertugas di kepolisian ini, secara rahasia menyepakati, untuk sedapat mungkin berusaha tidak menyakiti orang-orang ini, serta memberikan mereka bantuan apa saja yang dapat kami lakukan. Dengan izin Allah, tugas saya di penjara militer tersebut tidak berlangsung lama. Penugasan kami yang terakhir di penjara itu adalah menjaga sebuah sel di mana di dalamnya dipenjara seseorang. Kami diberi tahu bahwa orang ini adalah yang paling berbahaya dari kumpulan ‘pengkhianat’ itu. Orang ini adalah pemimpin dan perencana seluruh makar jahat mereka. Namanya Sayyid Qutb.

Orang ini agaknya telah mengalami siksaan sangat berat hingga ia tidak mampu lagi untuk berdiri. Mereka harus menyeretnya ke Pengadilan Militer ketika ia akan disidangkan. Suatu malam, keputusan telah sampai untuknya, ia harus dieksekusi mati dengan cara digantung.

Malam itu seorang sheikh dibawa menemuinya, untuk mentalqin dan mengingatkannya kepada Allah, sebelum dieksekusi.

(Sheikh itu berkata, “Wahai Sayyid, ucapkanlah Laa ilaha illa Allah…”. Sayyid Qutb hanya tersenyum lalu berkata, “Sampai juga engkau wahai Sheikh, menyempurnakan seluruh sandiwara ini? Ketahuilah, kami mati dan mengorbankan diri demi membela dan meninggikan kalimat Laa ilaha illa Allah, sementara engkau mencari makan dengan Laa ilaha illa Allah”. Pent)

Dini hari esoknya, kami, aku dan temanku, menuntun dan tangannya dan membawanya ke sebuah mobil tertutup, di mana di dalamnya telah ada beberapa tahanan lainnya yang juga akan dieksekusi. Beberapa saat kemudian, mobil penjara itu berangkat ke tempat eksekusi, dikawal oleh beberapa mobil militer yang membawa kawanan tentara bersenjata lengkap.

Begitu tiba di tempat eksekusi, tiap tentera menempati posisinya dengan senjata siap. Para perwira militer telah menyiapkan segala hal termasuk memasang instalasi tiang gantung untuk setiap tahanan. Seorang tentara eksekutor mengalungkan tali gantung ke leher Beliau dan para tahanan lain. Setelah semua siap, seluruh petugas bersiap menunggu perintah eksekusi.

Di tengah suasana ‘maut’ yang begitu mencekam dan menggoncangkan jiwa itu, aku menyaksikan peristiwa yang mengharukan dan mengagumkan. Ketika tali gantung telah mengikat leher mereka, masing-masing saling bertausiyah kepada saudaranya, untuk tetap tsabat dan shabr, serta menyampaikan kabar gembira, saling berjanji untuk bertemu di Surga, bersama dengan Rasulullah tercinta dan para Shahabat. Tausiyah ini kemudian diakhiri dengan pekikan, “ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD!” Aku tergetar mendengarnya.

Di saat yang genting itu, kami mendengar bunyi mobil datang. Gerbang ruangan dibuka dan seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembari memberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda.

Perwira tinggi itu mendekati Sayyid Qutb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka. Perwira itu kemudian menyampaikan kata-kata dengan bibir bergetar, “Saudaraku Sayyid, aku datang bersegera menghadap Anda, dengan membawa kabar gembira dan pengampunan dari Presiden kita yang sangat pengasih. Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga Anda dan seluruh teman-teman Anda akan diampuni”.

Perwira itu tidak membuang-buang waktu, ia segera mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah pulpen, lalu berkata, “Tulislah Saudaraku, satu kalimat saja… Aku bersalah dan aku minta maaf…”

(Hal serupa pernah terjadi ketika Ustadz Sayyid Qutb dipenjara, lalu datanglah saudarinya Aminah Qutb sembari membawa pesan dari rejim thowaghit Mesir, meminta agar Sayyid Qutb sekedar mengajukan permohonan maaf secara tertulis kepada Presiden Jamal Abdul Naser, maka ia akan diampuni. Sayyid Qutb mengucapkan kata-katanya yang terkenal, “Telunjuk yang sentiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap shalatnya, menolak untuk menuliskan barang satu huruf penundukan atau menyerah kepada rejim thowaghit…”. Pent)

Sayyid Qutb menatap perwira itu dengan matanya yang bening. Satu senyum tersungging di bibirnya. Lalu dengan sangat berwibawa beliau berkata, “Tidak akan pernah! Aku tidak akan pernah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan Akhirat yang abadi”.

Perwira itu berkata, dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mencekam, “Tetapi Sayyid, itu artinya kematian…”

Ustadz Sayyid Qutb berkata tenang, “Selamat datang kematian di Jalan Allah… Sungguh Allah Maha Besar!”

Aku menyaksikan seluruh episod ini, dan tidak mampu berkata apa-apa. Kami menyaksikan gunung menjulang yang kokoh berdiri mempertahankan iman dan keyakinan. Dialog itu tidak dilanjutkan, dan sang perwira memberi tanda eksekusi untuk dilanjutkan.

Segera, para eksekutor akan menekan tuas, dan tubuh Sayyid Qutb beserta kawan-kawannya akan menggantung. Lisan semua mereka yang akan menjalani eksekusi itu mengucapkan sesuatu yang tidak akan pernah kami lupakan untuk selama-lamanya… Mereka mengucapkan, “Laa ilaha illah Allah, Muhammad Rasulullah…”

Sejak hari itu, aku berjanji kepada diriku untuk bertaubat, takut kepada Allah, dan berusaha menjadi hambaNya yang soleh. Aku sentiasa berdoa kepada Allah agar Dia mengampuni dosa-dosaku, serta menjaga diriku di dalam iman hingga akhir hayatku.


Diambil dari kumpulan kisah:
“Mereka yang kembali kepada Allah”
Oleh: Muhammad Abdul Aziz Al Musnad
Diterjemahkan oleh Dr. Muhammad Amin Taufiq







mengharap aku beriman tegar seperti itu
selawat dan salam atas junjungan rasul yang mulia
Muhammad sallallahu alayhi wassalam
bersama menelusuri jalan para nabi =)
12 Rabiul Awal 1431H

Wednesday, February 24, 2010

Apa kabar Dunia??


Apa khabar dunia? Apa khabar aku yang masih di dunia.. . Apa khabar duniaku hari ini? Dunia..dunia..dunia..ouh. Buruuuknya nama 'dunia'. Bukan buruk. Tapi aku berperasaan 'buruk' tentangnya.. . aku bukan berniat. Bukan mahu berkhianat. Cuma mungkin kalimah 'akhirat' itu lebih sedap didengar telinga dibandingkan dunia. Entah, mungkin perasaan semata..

Dunia yang selalu memperdaya. Dunia yang selalu membuatku rasa seperti mahu menangis. DUNIA yang selalu melekakan. Dunia yang melarikan aku dari alam nyata. Dari fitrah kejadian manusia.. Dunia yang menjengkelkan. Dunia yang boleh mengheret ku masuk ke neraka! huhu :'( mungkin ciri-ciri ini membuatkan aku 'kadang-kadang' sedar lalu membenci dunia.

Kadang-kadang, aku terasa mahu bermohon kepada Tuhan, hilangkanlah aku dari dunia ini...

Supaya aku lepas dari segala. Tak perlu bertarung harta dan tenaga. Tak perlu bertarung nafsu dan bisik iblis laknatullah. Supaya lepas tanggungjawabku atas diri dan semua manusia. Tak perlu aku harungi segala yang ada di atas dunia. Ya Allah, betapa aku ingin Engkau keluarkan aku dari dunia ini.. T.T

Tapi, Engkau tahu, aku tak layak, malah tak berhak pun untuk meminta begitu.

Siapa aku, hendak mengubah sesuatu yang telah Dia tetapkan. Pandai sangatkah aku ni, hendak menukar-nukar perancangan ALLAH yang sudah semestinya Maha Terbaik? Apa yang aku tahu sangat tentang dunia, melainkan pengetahuan yang secebis itu juga adalah atas kehendak dan izin-Nya.

Bukan saja-saja Tuhan ciptakan aku, kau, dia, dan mereka.

Tak perlu berkali-kali orang beritahu, kamu itu khalifah, bertugas untuk memakmurkan bumi ALLAH. Tak perlu aku letakkan bukti, sebab kau sudah muak. Jemu mendengarnya. Semua yang dah ambil SPM tahu. hatta PMR (lambatnya dah 15tahun hidup baru nak diajar tujuan hidup dekat dunia..huhu).

Teruknya dunia kita yea, sampaikan manusia lupa apa tanggungjawab sebenarnya. Kita tidak menghayati al-Quran dengan sebenar-benarnya. Kita lupa, malah mungkin tak tahu, dan tidak ambil tahu ayat 51:56. Bahkan tugas kita pada ayat 2:30 pun masih belum terlaksana dengan sempurna. Kalau tidak masakan, dunia kita jadi seperti apa yang kita alami pada saat ini. Tak mungkin kita umat Islam sendiri telah hilang nilai keislamannya kalau benar-benar kita beriman dan yakin dengan ayat al-Quran yang ALLAH turunkan..Macam pedang yang hilang keperkasaannya untuk bertarung. Menyedihkan =(

(Ouh, betapa aku idam-idamkan setiap bayi islam yang baru lahir, semua diterapkan betul-betul tujuan Allah ciptakan kita..amin insyaAllah).

Dah, tak payah nak hafal ayat ni, kau bukan kisah. Kau bukan peduli. (eh, 'kau' tu aku). Memanglah. Kalau betul kau dan aku kisah, takkan kau senang-senang goyang kaki depan laptop lagi. Lepak-lepak baca berita dunia, 'Gaza diserang lagi', 'bayi dijumpai mati' bersepah-sepah, nak pergi 'usrah'(majlis-majlis ilmu agama) pun malas. Tengok 'member' keluar pakai pakaian tak sepatutnya pun tak ada kekuatan nak tegur. Belum kira yang lain, lain, dan lain ohh tak terkira banyaknya!

Senang sangatkah hati kita? Terasa dijamin syurga kah? (atau sebenarnya kita lupa ada 2 pilihan je dekat sana - syurga/neraka) Ouh, memang selalu aku lupa... Sedihnya. Aku sedih dengar ada antara kawan-kawan yang merasa sudah selamat dengan tanda nama 'Islam'. "nanti di akhirnya kita semua akan masuk syurga, kan." Mudahnya berkata. Aku sedih aku tak dapat nak cakap bahawa fikiran sebegitu salah. Lagi sedih sebab aku tahu kenapa aku tak mampu. Sebab aku sendiri masih terumbang-ambing, masih bermain tarik tali. Bahkan Allah dah pesan,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,"
[ali Imran : 103]

Eh, macam kenal. Ayat hafazan zaman menengah dulu.

Agak-agaknya apa perasaan kau dan aku tika ustaz suruh hafal ayat tu dulu-dulu. Kita tak kisah kan? Eh, tak..mungkin kau kisah. Cuma aku yang tak berperasaan. Disuruh hafal, hafallah. Ayat pun macam best. Aku pun suka. (tapi takde maknanya kalau penghayatan tiada) huhuh..

Semalam, hasil borak-borak usrah kami. Menjengah zaman-zaman sekolah belajar sejarah. Baru aku sedar, betapa berjayanya proses pembaratan terhadap kita semua. Betapa mereka berjaya memisahkan (mensekularkan) Islam dari kehidupan kita. Eh, aku nak tanya apa perasaan korang bila belajar bab kerajaaan Abasiyyah, Uthmaniyyah bla..bla..bla. Aku selalu tanya (dalam hati), kenapa aku kena belajar benda alah ni? banyak sangat fakta sejarah. ohh.. Hey, aku langsung takde rasa 'link' pun dengan kerajaan-kerajaan tu. Sedikitpun tak merasa gah dengan kegemilangan ISLAM suatu masa dahulu. Fakta tinggal sekadar fakta. Hah, tengok berjaya tak mereka?! Sampai aku disuruh belajar tamadun sendiri pun tak suka. Sampaikan perasaan anak-anak Islam sendiri langsung tak peduli pada sejarah umat sendiri. Belum kira lagi, maklumat yang ada dalam buku teks sejarah kita tu pula sangatlah terhad, belum jamin lagi akan ketepatan semua fakta yang ada. Teringat aku, satu ayat dalam video clip 'The Arrivals':

"They strive to own all the media, and information institutions, so that the information we receive, is what is decided for us to receive."

Huh. Macam kena ketuk-ketuk kepala ni bila baca. Memang. Kesedaran ini yang masih belum wujud dalam setiap minda umat kita. Sekarang lihat, betapa besar pengaruh media kepada kita. Itulah antara wadah-wadah mereka nak menghancurkan umat Islam. Menghanyutkan kita dari tali Allah yang sebenar. Liciknya kafirun itu sampaikan sekularisme terhadap Islam itu disuntik senyap-senyap melalui pendidikan kita. Kononnya perihal agama diserahkan kuasa kepada Raja/Sultan (maka kita fikir agama kita terselamat..huh). Tapi, itulah sebenarnya cara mereka memisahkan Islam kita dari kehidupan. Bidang agama diserah kepada sultan, bidang pentadbiran ditentukan mengikut telunjuk British. Wah! kita bebas beribadah. (maka kita fikir agama kita masih selamat. Masih dalam tangan kita). Sedangkan hakikatnya Islam kita bukan sekadar ibadah. Islam yang ALLAH turunkan untuk kita merangkumi segala inci aspek kehidupan. Islam juga punya panduan tertentu yang digariskan untuk sistem pemerintahan.. . bahkan dari sekecil-kecil perkara dalam kehidupan harian (tatatertib makan, masuk tandas, tidur dsbgnya). Lihat, betapa berjayanya mereka...hinggakan tubuh yang dipotong ini sendiri tidak sedar.

Sedarlah kita, ISLAM bukan sekadar beribadah kepada Allah. Kita tersilap apabila suatu masa dahulu kita menerima pelawaan 'baik' pihak penjajah kuffar. Maka terwujudlah umat Islam hari ini yang memandang hal-hal agama itu hanya berkaitan ibadah, rukun iman dan rukun islam (mengucap, solat, puasa, zakat, haji) yang lima itu semata. Mereka berfikir dengan lengkapnya rukun 5 dan rukun 6 ini, maka lengkaplah agama kita. Bahkan sebenarnya tidak, kerana banyak lagi perkara berkaitan Islam kita yang masih belum selesai..Muamalah kita. (ouh, saya kurang arif dengan ilmu-ilmu ini.. masih perlu banyak belajar lagi). Tapi, paling penting hak syahadah kita!

Sedarlah akan agenda mereka! Sedarlah, dan berubahlah. Tegakkan kembali Islam sebenar dalam diri kita (penat aku jerit-jerit kat telinga sendiri). Huhh..



Masih robotkah kita?

Meneruskan hidup seakan tiada tujuan.

Sekadar berhibur dan menanti saat kematian


Masih mahu kekal sebagai robotkah kita?

Menjalani rutin yang berulang-ulang

Tanpa matlamat yang benar


Apakah hidup kita bersusah sekadar untuk berjaya

Kemudian selepas berjaya berkerjaya

Berkerjaya untuk mengumpul harta

Dan harta itu kita gunakan semula

pada hal-hal demi memuaskan nafsu semata

Habis harta, bekerjalah kita semula

Bekerja, belanja, bekerja dan belanja

Sampai 'masa'nya bekalan sebenar T I A D A

Sedangkan kehidupan yang sebenar itulah di sana



berkata untuk mengetuk kepala
sendiri dan semua

Tuesday, February 16, 2010

Setahun berulang


B i s m i l l a h. Alhamdulillah.. . Segala puji bagi Allah yang telah mendatangkan musim bunga bagi kami. Alhamdulillah, terima kasih Allah yang telah memberi kekuatan untuk kaki ini terus melangkah.

Saat ini, kalau ditoleh ke luar tingkap yang baru sahaja dibuka tadi, terlihat fatamorgana. Mungkin hasil pertembungan udara panas bertiup dari 'blower' pemanas bilik ini dengan udara dingin segar di luar. Subhanallah...

Semalam, semalam dan semalam punya semalam, berkali-kali sudah hati berhajat untuk menulis di sini. Tapi penat, ngantuk, pertarungan dengan masa mematahkan segalanya. Namun, alhamdulillah, saat ini tangan ini sudi menekan kekunci.. hanya kerana hari ini terlalu indah. Terlalu indah untuk dibiarkan berlalu tanpa coretan kenangan.

Saya tenang dengan hari ini. Keluar sahaja dari Health Science Building kira-kira pkul 1 pm tadi, matahari menyambut dengan langit yang cerah dengan kebiruannya. Wahhh..

Dengar satu lagu? (sedap adik-adik kita ni menyanyi..=)


Ketenangan Alam

Keindahan dan ketenangan alam ini
Di waktu siang dan di waktu malam
Begitulah keindahan alam semesta
Yang telah diciptakan ALLAH Yang Maha Esa

Lihatlah langit
yang membiru dan tenang
Burung berterbangan di angkasa raya
Matahari menyinari seluruh alam
Yang diaturkan ALLAH Yang Maha Kuasa

Tersergam indah
bukit dan gunung yang tinggi
Tasik, lautan dan sungai yang bersih
Kehijauan hutan
dan rimba yang memukau

Tanda kebesaran ALLAH Yang Maha Pencipta

Berbagai-bagai lagi keindahan alam ini
Merata-rata di bumi yang hijau ini
Tahukah siapakah yang menciptakannya?
Dialah Allah Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang

sy dah cuba cari link lagu nie, tapi tak jumpa..
sahabat, terima kasih utk lagu kamu =)


Berkata tentang alam, saya teringat saya masih berhutang dengan anda perihal winter travel tempoh hari. Maaf, tak punya banyak masa untuk mengarang. =( Jika diizinkan Tuhan dan diberi kelapangan saya akan masukkan post diari winter saya yea. Huhu. T T

* * *
Alhamdulillah, hujung minggu lalu berlalu juga walaupun segala yang dirancangkan tidak semuanya kesampaian. Manusia memang merancang, ALLAH juga penentu segalanya. Semoga masa yang kami habiskan bersama tidak menjadi sesuatu yang sia-sia. Ya Allah, lembutkanlah hati-hati yang hadir agar tersentuh dengan hidayahMu. Pereratkan ukhuwwah antara kami agar dengannya kami lebih kuat untuk bersama-sama mencari cinta dan redhaMu..=)

Tak sangka, tak sangka ini kali kedua berkunjung ke daerah itu. Sebuah tempat jatuh lagi dikenang. Tempat yang dahulu tangan ini nukilkan sesuatu untuknya. Bukan kerana keindahannya, tapi untuk sesuatu yang amat berharga. Sesuatu yang tidak pernah diperoleh sebelumnya.

Namun untuk kali ini, tiada nukilan baru dikarangkan. Cukuplah nukilan dahulu saya jamah semula, untuk menikmati semula saat-saat murni itu.. .sungguh, kenangan yang indah!

Kalau dahulu, saya bertemu seorang ibu muda yang baru mengandung anak sulungnya (baru 2bulan ketika itu), tapi kali ini bertempat yang sama, saya temui bayi comel yang pernah kami berkata tentangnya! Ohh.. setahun. Cepat sungguh berlalu.


Zharfan- inilah putera yang pernah mengalami eksiden yang dahsyat tika alam kandungnya

Maha Suci Allah yang telah menyelamatkan. Moga kelahirannya memberi rahmat. Agar besar nanti kamu menjadi perwira yang menegakkan agama Allah. Salam mahabbah wahai mujahid kecil. =)


"Have We not expanded for you your breast

And taken off from you your burden

Which pressed heavily upon your back

And exalted for you your esteem?

Surely with difficulty is ease...

And make your Lord your exclusive object"

[ Quran : 94]


Ya Allah,
bantu kami penuhi
janji-janji kami

Saturday, February 6, 2010

campuran rasa dan bahasa


Dengan nama A l l a h .. .

Hati terasa hendak berkata.. tapi terasa amat payah. Maaflah sahabat-sahabat. Laman ini lama tidak ber'update'. Maaf. Maaf untuk segala-galanya.

Kadang-kadang kita terpaksa menggunakan lagu untuk bersuara.

Maka saya ingin sertakan ini

Nadhirah Ali (jika anda membaca), anda pasti masih ingat lagu ini.. lagu suka-suka kita dahulu. Best (kan?)! Mana adik-adik dormku yang sekian lama tak bertemu? Yang meminjamkan kami kaset-kaset menarik itu. Yang sabar melayan karenah kakak-kakak ini yang banyak meragam. Yang sesekali sama-sama mencipta konsert jalanan di malam hari. Ingatkah, di kaki lima itu...

Adakah ini entri nostalgik. huhu

Uhh, serasa hati ini rindu. Di mana ya adik-adik sekalian. Kami doakan sentiasa dalam rahmat Tuhan. Moga suatu hari kita direzekikan bertemu lagi... jika ditakdirkan.

L a m a . Lama irama ini tidak dihayati. Tapi saat ini, kata-kata saya hilang, kerana dicuri oleh lirik ini.. Dahulu, kali pertama mendengar hati sudah jatuh. Dengar.. .di situ ada suatu ketenangan dalam luahan. Tapi dahulu, aplikasinya belum bertemu lagi. Tak tahu di mana mahu meletaknya. Tapi, hari ini.. saya akhirnya punya sebab untuk melagukan semula. Dedikasi untuk diri sendiri..

Oh, mungkin. Saya tampalkan kata-katanya di sini..


Ku biar kalam berbicara
Menghurai maksudnya di jiwa
Agar mudah ku mengerti
Segala yang terjadi

Sudah suratan Ilahi

Ku biarkan pena menulis
Meluahkan hasrat di hati
Moga terubat segala
Keresahan di jiwa
Tak pernah ku ingini

Aku telah pun sedaya
Tak melukai hatimu
Mungkin sudah suratan hidupku
Kasih yang lama terjalin
Berderai bagaikan kaca

Oh teman, maafkanlah diriku

oh Tuhan...
Tunjukkan ku jalan
Untuk menempuhi dugaan ini
Teman, maafkan jika ku melukaimu
Moga ikatan ukhwah yang dibina
Ke akhirnya

Aku tidak kan berdaya
Menahan hibanya rasa
Kau pergi meninggalkan diriku
Redhalah apa terjadi
Usahlah kau kesali

Mungkin ada rahmat yang tersembunyi

lirik Sahabat Sejati : unic


musim tetap akan berlalu..


moga yang ditinggalkan adalah sebuah kedamaian..


Kalau Allah datangkan kesusahan. Itu tanda kasih sayang Tuhan. Andai hati hilang ketenangan...tandanya kita jauh dari Tuhan. Sengketa-sengketa yang timbul, sakit-sakit yang diderita, bukan berlaku tanpa sengaja. Allah ingin menegur kita, 'kau masih belum cukup bersyukur'. 'kau masih sombong denganNya', 'kau masih ber'kira''.. .

Kenapa harta kita hilang?? dicuri? Lewat ini hati saya tidak senang dengan kehilangan-kehilangan yang misteri..

... kerana kita masih belum cukup berinfak di jalanNya. Selalu merasa semua yang kita ada adalah kepunyaan kita. 'Ini aku punya'. Walhal kita lupa, semua itu bukan milik kita. Dari Allah ia datang..dan bila-bila masa Allah berhak mengambilnya. Harta sebenar-benar kita adalah yang kita sedekahkan (dengan keikhlasan), yang kita belanjakan di jalan Allah dengan betul-betul niat kerana Allah. Mungkin nampak hilang di dunia, tapi ia terkumpul di akhirat sana. Menjadi harta sebenar-benar kita...moga-moga dalam hitunganNya..

Tiba-tiba masuk bab 'harta'. .. entah, ini entri celarukah?


"Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan ALLAH kepada mereka dari kurniaNya, mengira bahawa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal itu buruk bagi mereka.
Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari k i a m a t . Milik Allah lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi, ALLAH Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

[surah Ali 'Imran : 180]


lebih-lebih peringatan
untuk aku..T,T

Secebis Renungan...

Islamik Testimonial